KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur
bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik
waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sejarah Ilmu
Manajemen” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semuanya atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Sukabumi, 10 April 2017
PENULIS
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A.
Latar
Belakang........................................................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan........................................................................................................ 3
D.
Manfaat Penulisan..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
1.
Pengertian Manajemen............................................................................................... 4
2.
Sejarah Manajemen.................................................................................................... 4
3.
Perkembangan Awal Teori Manajemen..................................................................... 8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 10
1.
Kesimpulan................................................................................................................ 10
2.
Saran.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen adalah cabang dari ilmu
sosial. Semua ilmu dari cabang ilmu sosial pasti mengalami perkembangan. Hal
ini terjadi karena ilmu sosial bersifat dinamis yaitu selalu mengikuti
perkembangan zaman.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa hari
ini takkan ada tanpa ada masa lalu, maka dari itu apapun yang ada di dunia ini
pasti memiliki sejarah termasuk juga manajemen. Sebelum kita mempelajari
manajemen alangkah baiknya kita mempelajari sejarah perkembangan manajemen agar
kita lebih senang dalam mempelajari manajemen.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud manajemen?
2.
Bagaimana proses sejarah manajemen?
3.
Bagaimana perkembangan awal manajemen?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
makalah ini ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengertian manajemen.
2.
Untuk mengetahui proses sejarah
manajemen.
3.
Untuk mengetahui perkembangan awal
manajemen.
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui bagaimana pengertian manajemen.
2. Untuk
mengetahui bagaimana proses sejarah manajemen.
3. Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan awal manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi
Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Secara Etimologi kata Manajemen berasal
dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur." Kata
manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang
berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis
lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur.
2.
Sejarah
Manajemen
Kesulitan yang terjadi dalam melacak
sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan
tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida
tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza
tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa
sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala
sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya
dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu
menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk
Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak
kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di
gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada
tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut.
Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford
untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki
sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya
manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan
dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam
empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan
era modern.
Pemikiran Awal
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam
ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith
menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya
itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam
tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik
peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing
melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu
menghasilkan dua puluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja
dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan
tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas,
dan menciptakan mesin dan penemuan lain
yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan
ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada
pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
"pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu
membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan
cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan
kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan
oleh para ahli.
Era
Manajemen Ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangnya perkembangan ilmu
manajemen dari kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor,
Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh
Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management,
pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai
"penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap
tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh
munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt.
yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company, menggagas ide
bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya
untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah
grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan
untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri
Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang
dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu
yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan
untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori
administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para
manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal
abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan
gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950,
dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14
prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari
keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi
Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut
sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja,
hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci,
dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk
"birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan
tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk
berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar.
Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar
sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an
ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi
dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal
dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan
operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu
Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:
"Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas
ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian
tentang organisasi.
Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab
perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen
sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an.
Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi
penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthorne.
Eksperimen Hawthorne dilakukan pada tahun 1920-an hingga
1930-an di Pabrik Hawthorne milik Western Electric Company Works di Cicero,
Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam
tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output
pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa
aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau
standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet.
Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu
politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience
pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan
integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi.
Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan
organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok.
Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika
kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan
seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis
buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori
organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem
koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard
menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard,
efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh
mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal
sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerja sama, tujuan bersama, dan
komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal,
komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan.
Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang
didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan
menerima otoritasnya.
Era Modern
Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen
kualitas total (total quality management TQM) pada abad ke-20 yang
diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya
W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas
di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas
bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan
pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi
berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan
berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2)
produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas
dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat
bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14
poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan
bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat
dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen
yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran
mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas
yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan
diimplementasikan.
3. Perkembangan Awal Teori Manajemen
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya
manajemen ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu: Robert Owen dan Charles
Babbage .
Robert Owen ( 1771-1858)
Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang
manajer beberapa pabrik pemintahan kapas di New Lanark Skotlandia. Menekankan
penting unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam
kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak
dibawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko
perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah.
Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana
terhadap mesin dan faktor produksi diadakan suatu perawatan yang baik akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula pada tenaga
kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya
perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain
sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi
ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal
sebagai Bapak Manajemen Personalia.
Manajemen Ilmiah Fedrick W
Taylor (1870-1930)
Frank dan Lilian Gilbreth
Henry Gannt
Harington
Emerson
Teori Henti Fayol (1900-1940)
Jame J Mooney
Hubungan manusiawi
Hawthorne Studies (1930-1940)
Eltion Mayo
Fritz Roenhlisberger
Hugo Monsterberg
1940 - Sekarang
Manajemen Modern Abraham Maslow Chris Argyris, Douglas
Mcgregor, Edgar schien, David Mcclelend, Robert Blake dan Jane Mauton , Ernest Dale,
Peter Drucker dan sebagainya, serta ahli-ahli Operation Research (Management
science).
Charles Babbage (1792-1871
)
Charles Babbge, seorang profesor matematika dari
inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik
menjadi lebih efisien. Babbge adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja
melalui spesifikasinya. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah
pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja, karena
pekerjaan dilakukan dengan efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para
manajer bertukar pengalaman dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian
kerja (devision of labour) mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:
1.
Waktu yang diperlukan untuk belajar dari
pengalaman pengalaman yang baru,
2.
Banyaknya waktu yang terbuang bila
seseorang berpindah dari satu pekerjaan kepekerjaan lain akan menghambat
kemajuan dan ketrampilan pekerja,
3.
Kecakapan dan keahlian orang bertambah
karena bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4.
Adanya perhatian pada pekerjaanya
sehingga dapat meresapi alat alatnya karena perhatiannya pada itu itu saja.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Atas dasar uraian
makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Begitu juga sejarah
evolusi pemikiran manajemen dibagi dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era
manajemen sains, era manusia sosial, dan era modern, serta perkembangan awal
teori manajemen terdapat dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen
ilmiah, yaitu : Robert Owen dan Charles
Babbage .
2. Saran
Akhirnya makalah yang berjudul “Sejarah Ilmu Manajemen”
dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak:
1. Dari pihak dosen, penulis
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah.
2. Untuk para mahasiswa, penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai pelengkap
belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi hasil makalah yang
lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.dizhakatrasejarahperkembanganmanajemen.com
http://www.google.co.id
haturnuhun kang
BalasHapussami-sami
Hapus